Rabu, 21 Juni 2017

MARIET LEMS - Penculikan





PENCULIKAN

Sewaktu-waktu hujan lebat merubah
tirai gelap sekitar rumah, ubi-ubian bau busuk
dan azab dari surga, pendeta telah berlalu,
kemudian ibu ambil gambar dari lemari,
membuka gulungan di atas meja, meluruskannya dan
dia menghilang

Aku menyaksikan bagaimana dia mengerjakannya,
biru muda dari langit dan laut menggelombang sepanjang
malam dalam matanya, di sekitar mulutnya mulai
bergerak sesuatu seperti yang kadang-kadang terjadi pada ayaku
tetapi lebih lanjut, dan telah berlalu, disana
dimana aku juga menghilang, dan lebih dari pada itu
lenyap

Aku tak tahu dimana itu, bagaimana aku menggapai
tangannya membawanya ke tempat yang semua
bisa memulainya kembali

Gemercik hujan menjadi suara laut, kapal
berayun di depan jendela, aku membiasakan
diri sampai terbiasa



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
20-06-2017







ONTSNAPPING

Als de regen een zwart gordijn
om het huis trok, de aardappels stonken
naar rot en straf van boven, de priester
net was vertrokken, dan nam ze
een prent uit de kast, rolde hem uit
op tafel, streek de plooien glad en
verdween

Ik keek hoe ze het deed, het licht-
blauw van lucht en zee golfde door de
nacht in haar blik, om haar mond
kwam iets te spelen dat soms ook mijn vader
maar verder nog, daaraan voorbij, daar
waar ook ik verdween, maar verder nog
verloren

Ik weet niet waar het is, hoe ik haar
aan mijn hand terug naar waar het
over kan

Regen ruist zich een zee, het schip
wiegt voor het raam, ik voeg mij
tot ik pas






ESCAPE

When the rain drew a black curtain
around the house, the potatoes were stinking
of rot and punishment from above, the priest
had just left, she would take
a print from the cupboard, unroll it
on the table, smooth the folds and
disappear

I watched how she did dit, the pale
blue of air and sea billowed through the
night in her eye, about her mouth
something hovered which also now and then my father
but further yet, beyond it still, there
where I too vanished, but further yet
lost

I don’t know where it is, how I can take her
by the hand back to where we
can begin again

Rain rustles a sea, the ship
rocks in front of the window, I adjust
until I fit



Wat we achterlieten / What we left behind
Kumpulan puisi dari lima penyair: Edith de Gilde,
Frida Domacassé, Mariet Lems, Wim Hartog, Wout Joling
Penerbit: De Zwarte Els, Den Haag, 2017
Terjemahan Inggris: Wim Tigges
Photo penyair: © Frans Lems
Photo sampul buku: Mariet Lems
Photo gambar: © Mariet Lems




Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2



www.alberthagenaars.nl



Senin, 05 Juni 2017

VICTOR VROOMKONING - Kunjungan





KUNJUNGAN

Bibiku yang terlalu sering menginap
di rumah kita datang larut malam,
kalau saya sudah harus tidur, biasanya
di kamarku, dia menduga saya masih terjaga
dan berharap saya mengijinkannya.

Kalau dia membungkuk
dengan dada yang besar untuk menciumku
dan mengucapkan selamat tidur,
seolah tiba-tiba menyembul keluar
payudara dari busananya, sementara itu
dia dengan kelihaian kedua tangannya
meraba tubuhku yang terbalut baju tidur
dan ini selalu berlangsung sedikit lebih lama
dari yang bisa saya pertahankan.

Tabiat ini biasa terjadi dalam kesunyian
tapi kadang-kadang terulang sebuah nama
yang saya hubungkan dengan photo kematian paman,
seorang militer dalam seragam penerbang
dengan kadang-kala dalam dekapan bibiku.

Lebih menghela nafas dari pada saat dia datang
dia menghilang ke arah lampu di gang
yang mencegah saya tersesat. Dia cepat
merapikan busananya sebelum
pintu sedikit terbuka lagi.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
05-06-2017







BEZOEKEN

Mijn tante die te vaak bij ons logeert,
brengt 's avonds laat als ik al slapen moet
geregelde bezoeken aan mijn kamer,
vermoedend dat ik wakker ben gebleven
en haar oogluikend tot mij toelaat.

Als zij dan zwaar voorover zweeft
om mij te kunnen kussen voor de nacht,
ontvallen ogenschijnlijk achteloos
haar volle borsten de ontknoopte hals
terwijl zij in een zoet vergrijpen
een lading vingers op mij loslaat
die routineus mijn lijf ontroeren
dat schuilgaat onder nachtgoed
en altijd even langer dan ik lijden kan.

Het ritueel voltrekt zich doorgaans zwijgend
maar soms herhaalt zij zacht een naam
die ik verbind met foto's van een dode oom,
een militair in vliegenierskostuum
met hier en daar mijn tante aan zijn borst.

Nog ademlozer dan zij is verschenen
verdwijnt zij naar het licht dat in de gang
mijn dolen moet voorkomen. Zij ordent
snel nog even wat zij draagt voordat
de deur weer aan blijft staan.



Ommezien. Gedichten 2008-1983
Penerbit: De Arbeiderspers, Amsterdam, 2008
Photo penyair: Bert Bevers
Desain sampul buku: Steven van der Gaauw




Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2



www.alberthagenaars.nl